Jingga dan Senja #1


"Karena di setiap sore akan ada jingga yang, Duduk malu-malu sembari menunggu senja yang merona"

"Karena di setiap sore akan ada jingga yang,
Duduk malu-malu sembari menunggu senja yang merona"
Senja. Seorang pria dengan wajah keturunan jawa asli.
Matanya bulat belo, dengan bulu mata yang lentik. Wajahnya tampan namun terkadang terlihat cantik. Bibirnya tipis, senyumnya yang manis, Kerap menggores begitu sempurna diwajahnya. Hidungnya mancung tajam memberikan kesan khas maskulin seorang pria jawa. Siapapun akan jatuh hati pada wajah itu.
Begitupun dengan jingga. Tak bisa ia mengingkari bahwa ia sudah menjatuhi
Senja cinta sejak 15 tahun lalu.
Namanya jingga. Gadis manis dengan rambut kuncir kuda. Sorot Matanya tajam.
Cerdas dan tangkas. Sangat ceria, bila tersenyum akan muncul lekukan manis sebuah
lesung pipit di pipi kanannya. Dia tidak pernah mampu untuk marah. Wajahnya terlalu menggemaskan. Hingga ketika dia merajuk dia akan tetap terlihat manis. Namun tidak akan ada satu orang pun yang mampu bertahan melihat dia menangis. Rasanya hanya ingin mendekap jingga erat-erat, menghapus air matanya dan meredakan tangisannya.
Itulah yang selalu ingin senja lakukan.
Begitulah jingga dan senja. Mereka bahkan tidak meyadari bahwa keduanya saling mengagumi. Saling jatuh cinta. Karena mereka percaya bahwa saling membersamai sudah lebih dari cukup atas rasa kekaguman atas diri masing-masing.
Karena jingga dan senja diciptakan sepasang. Meeka di ciptakan untuk di nikmati kebersamaannya.

Posted via Blogaway

No comments:

Post a Comment