Random


Conversation di whatsapp malam ini bersama sahabat kesayangan



Conversation di whatsapp malam ini bersama sahabat kesayangan
Ai : yagitu fiii, intinya dia ngga ngijinin aku untuk mengembangkan perasaan itu
Fian : mungkin dia ngga mau ambil risiko
Ai : mungkiin
Fian : yaudah sih lupain
Ai : ga semudah kaya ngilangin bisul sihyaa
Fian : Dianya sendiriloh yang gak mau disukain takut nanti kmunya sakit hati. Ituhh udah menegaskan klo dia cwo yg ga mau berjuang dari awal dan gak pantas. Udahh gituhh ajah. Tinggalin
Ai : tinggalin fiiy?
Fian : iya. Sekarang juga,

Jadi, untuk apa membersamai orang yang memang tidak mau dibersamai. Untuk apa mencoba mengiringi langkah kaki yang bahkan tidak mau berjalan beriringan. Jangankan beriringan, jalan kita memang berbeda bukan?.

Dan ya memang tidak semua perasaan baik untuk di ungkapkan. Ada beberapa yang lebih baik di pendam. Bahkan ada beberapa yang lebih baik di lupakan. Karena tidak semua perasaan baik bagi dua orang. Begitu kan kata ka gun.

Juli ini, seperti dibangunkan oleh alarm dari mimpi indah. Mimpi atau ilusi yang kubangun akan kita. Bahwa semuanya tengah berjalan selayaknya cinta bekerja. Namun kebaikan dan ketulusanmu ternyata hanya oase di gurun pasir. Aku tengah dehidrasi, dan melihat danau kecil dikejauhan sana. Ketika ku dekati bahkan tak ada setetes pun air .
Lalu begitu selanjutnya ilusi membutakan mata.

Aku - kamu - kebaikanmu - harapanku - kenyataan.

Semua seperti adonan kue dalam sepotong roti kehidupan. Kamu bisa memilih untuk menghiasinya dengan cream warna pink, merah biru, atau putih, atau membiarkannya polos tanpa hiasan.
Seperti itu rasa ini seharusnya bisa bekerja, menanggapi kebaikanmu dengan apa. Karena tak semua kebaik-baikan bisa dihiasi dengan cinta. Karena tidak semua kenyamanan bisa berarti cinta.

Karena tidak semua yang terlihat dan terasakan di waktu paling dini bisa diartikan dengan kasih sayang. Karena sayang butuh waktu untuk membuktikannya. Apakah iya benar danau di padang pasir, atau hanya sebuah ilusi atas sebuah harapan dari hati yang kesepian.

Ai, ayo bangun. Keretamu sudah mau berangkat lagi. Mari tinggalkan stasiun pemberhentian yang satu ini.

1 comment: