Im(perfection)


Saya tidak mau hidup dari kesempurnaan. Supaya saya dapat selalu merasa cukup. Tanpa harus terbebani dengan bayangan kesempurnaan.
Saya tidak mau hidup dari kesempurnaan. Supaya saya dapat selalu merasa cukup. Tanpa harus terbebani dengan bayangan kesempurnaan.

I always think that people who life with the perfection is the most stress people in the world.

Ngga tau sih, cuma kadang kepikiran gitu. Karena ya mereka harus hidup dengan visi-misi dan prinsip yang membuat mereka harus berjalan di linenya.

Bukan sedang merendahkan pemikiran dan cara hidup orang lain. Hanya tengah mengungkapkan bahwa tenanglah sayang kujanjikan hidup denganku tidak akan membuatmu kesusahan.

Saya mau hidup dengan kesederhanaan. Sederhana dalam bermimpi, sederhana dalam hidup dan sederhana dalam berkata.

Saya mau kok hidup dengan segala kekuranganmu. Kamu cuma manusia yang sama seperti saya dan punya banyak cela.

Saya tidak menuntut kamu harus seperti ini dan itu. Karena saya percaya, saya pun tidak suka bila dituntut untuk seperti itu dan ini. Mari hidup saling menghargai khilafnya orang lain. Supaya kita mampu saling melengkapi kurangnya satu dan yang lain.

Apa yang salah dari hidup sederhana. Kepala saya nantinya akan cukup pusing penuh dengan deadline pekerjaan. Saya tidak mau memenuhi otak saya hanya untuk berfikir mencari kesempurnaan hidup. Kesempurnaan jodoh misalnya.

Toh, tidak ada yang salah dari mencoba untuk hidup dari ketidak sempurnaan. Karena hakikatnya kita tidak pernah bisa berharap segala sesuatu yang kita inginkan akan terus terjadi. Kalau nantinya suatu saat harapanmu tidak terkabul-pun kamu tidak perlu patah sedalam itu.

Hidup itu tentang berharap dan kecewa. Kalau kamu kecewa berarti kamu sudah berharap di tempat yang salah. Karena ketika kamu berharap pada Tuhanmu pasti kamu tidak akan pernah kecewa.




PS : aku bukan perfeksionis. Aku cuma mahasiswi tingkat akhir yang siap untuk jadi mantunya ibukmu.

No comments:

Post a Comment