Bahagiamu, kepentinganku.


Bahagia yang luar biasa itu ketika, kebahagiaan kita menjadi kepentingan seseorang.

Bahagia yang luar biasa itu ketika, kebahagiaan kita menjadi kepentingan seseorang.

Bahagianya ai itu sederhana kak...
Kamu tidak harus lari jungkir balik, ngelawak sambil kayang, atau belikan aku satu truk coklat untuk membuatku bahagia.

Bahagiaku cukup, kamu mampu untuk selalu ada disini.
Menggenggamku ketika aku tidak yakin.
Menyemangatiku ketika aku terpuruk
Mengingatkanku ketika aku salah.
Menyiapkan masa depan kita berdua.

Bahagiaku sederhana kakak...
Kamu tidak harus cukup tampan untuk membuat aku senyumsenyum buaya.
Kamu tidak harus cukup kaya, supaya mampu mengajakku makan malam di kafe mewah.
Kamu tidak harus cukup pintar. Karena aku pun tertarik untuk menertawakan awan dari pada rumus alkali tanah.

Bahagiaku itu mudah kak,
Kamu cukup duduk disampingku berjamjam. Tak perlu bicara, atau mengoceh panjang lebar. Hanya dengarakan saja aku yang tengah marah-marah ini.
Kamu cukup mengajakku makan di warung lamongan. Aku cukup makan nasi telor penyet pake kubis yang digoreng.
Kamu cukup mengajakku keliling kota, atau pergi ke gedung tertinggi di kampus kita melihat bintang-bintang diatas sana.

Bahagiaku? Bahagiaku itu cukup kak. Cukup Melihat kamu bahagia. Dan menjadi alasan atas kebahagiaanmu itu. Cukup kak. Cukup membahagiakanku.

Ps : lagi galau. Lagi berantakan. 2 minggu ini udh kaya zombie. Tiap malem kerjaannya nangis. Tiap malem kerjaannya marahmarah sama diri sendiri. Lagi capek. Ingin pulang kerumah. Bogor, pulangkan aku ke ibu bapakku sebentar. Aku butuh piknik. Cobaaa, masih adakah orang yang seperti itu. Yang bahagiaku merupakan kepentingannya. Oh tentu saja msih. Masih ada bapak kok. Yang selalu berusaha membahagiakan anak perempuan satu-satunya ini. Iya Ingin pulang sekarang. Bapaaaak yayang capek. :"(

2 comments: