Wondering(nothing)


Aku kerap sekali bertanya-tanya apa sebenarnya isi hati seseorang

Aku kerap sekali bertanya-tanya apa sebenarnya isi hati seseorang
Hati manusia siapa yang tahu?. Gitu kan selogan yang sering diagung-agungkan. Di mulut sih ngomong a tapi hatinya siapa yang tahu?. Barang kali bertolak belakang barang kali menyimpan beberapa dendam.
Bahkan sampai abang saya kalo nanya sesuatu ke saya selalu bertanya dua kali dengan penekanan. Contohnya
Abang : Ai gapapa angkat kardusnya sendiri?
Ai : ngga apa-apa bang.
Abang : ini jawaban laki-laki atau perempuan?
Ai : jawaban lakilaki*
Jawaban laki-laki yang dimaksud adalah bahwa ngga apa-apanya emang gapapa. Kan perempuan emang suka gitu kan bilangnya gapapa tapi sebenernya kenapa-napa. Yagitu deh cewek. Makanya saya suka males kalo main sama cewek wkwkkwkw.
Iyaa gitu, and sometimes i always wondering what is on others people heart. Kadang suka mikir jangan-jangan dia gasuka gue, atau jangan-jangan dia sebenernya dendam sma gue. Liaaat tuh kaan ai mah sukanya gitu insekyur terus. Iya gimana mau percayaan sama orang kalo hal menye gini aja suka curigaan. Hmmm.
Apalagi hatinya perempuan. Bahkan kata aan mansyur lautan di dunia kalah dalam dengan isi hati perempuan, kita tidak pernah tau luka apa yang dia simpan dibalik senyumannya.
Sebenernya nulis ini karena sedang dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang kamu lihat belum tentu seperti apa yang dirasakan hati.
Ada dua orang yang saya kenal, mereka begitu akrab, bahkan sangat akrab. Tapi ternyata mereka tengah saling mendustai hati masing-masing. Mereka jatuh cinta pada seseorang yang sama. Mereka terlihat baik-baik saja di mata saya tidak ada kompetisi atau bahkan saling tikam. Namun dibalik itu semua mereka kerap sekali membicarakan keburukan satu sama lain. Kasat mata. Begitu halus, namun menjijikan. Saya bilang hal ini menjijikan karena, mereka tidak lebih dari sekedar fake plastic tree. Palsu, muka dua, muka ular, muka panda, muka sapi, ya itulah muka yang suka bohong.
Lihat orang yang bahkan begitu dekat, lebih dekat dari mata kaki ke jempol kaki kita aja bahkan mampu berbohong pada diri kita sendiri. Itu kenapa saya menjadi semakin sering bertanya-tanya. Apa yang ada di hati orang lain. Apa yang tengah mereka fikirkan tentang saya?.
Bukan, bukan karena saya kurang kerjaan, atau karena saya kepo, tapi karena saya takut. Takut percaya pada orang lain. Saya takut kecewa. Karena bagi saya ketika saya sudah mampu memperfayai orang lain saya tidak akan ragu menceritakan apa yang ada di diri saya, meski itu hal terburuk sekalipun.
Yaa memang betul kecewa terkadang muncul ketoka kita berharap pada yang bikan Alloh. Lalu apa saya salah kalau saya ingin mempercayai teman saya?.
Entahlah belakangan ini hanya sedang bingung memendam semuanya sendiri. Karena, karena sekarang sudah tidak punya orng yang bisa dipercaya lagi untuk menampung segala macam cerita.
Lalu mereka bilang, ketika kamu lelah ai, tidak ada pundak untuk bersndar, tidak ada rumah untuk pulang, kamu masih punya Alloh kok untuk cerita, untuk bersujud, dan untuk pulang.
Lalu, sekali lagi, misteri isi hati manusia memang tidak ada satupun yang tahu, kecuali Alloh.

Posted via Blogaway

No comments:

Post a Comment